Language: Indonesia
...
Aku lahir..
sebagai bunga..
Bunga lavender..
yang kesepian..
...
Aku lahir..
sebagai bunga..
Yang menempel..
pada pohon lain..
...
Aku yang selalu sendiri..
selalu berharap..
akan ada seseorang..
yang menemaniku..
menghiburku..
ketika alam bersuara..
...
Tuhan Maha Kuasa..
Ia mengabulkan harapanku..
setangkai bunga yang rapuh
...
Aku bertemu dirinya..
...
Tak terjangkau..
Namun terlalu mudah..
untuk dipandang..
...
Aku hanyalah bunga..
Yang berada di hutan tak bertuan..
Yang hanya mampu berharap..
...
Apalah dayaku..
Aku tak mungkin meraihnya..
Hanya dapat menatapnya..
tanpa pernah ia sadari..
...
Kau adalah langit..
Langit biru yang luas..
Yang selalu menjadi..
atap bagi dunia..
...
Kau adalah langit..
yang selalu memberi harapan..
pada dunia..
...
Kau terlihat sangat cerah..
Warna biru memang pantas..
menghiasi dirimu..
...
Suatu hari aku sadar..
...
Kau adalah langit..
Dan aku hanyalah bunga..
yang berada di bumi..
...
Kita sulit untuk bersatu..
...
Aku selalu berharap..
kau menjadi setangkai bunga..
yang berada di sisiku..
mendampingiku..
di kala terik mentari..
di kala hujan..
di kala rembulan..
...
Kaki jenjangnya yang tertutup kain hitam itu melangkah - menyusuri jalan setapak. Gumpalan-gumpalan tanah melekat di kakinya - membentuk sebuah tanda tanya. Apa maksud kedatangannya?
Hawa dingin yang menusuk sampai ke tulang sum-sum - tak ia hiraukan. Mata lavendernya hanya tertuju pada sebilah pedang yang tertancap di tanah. Langkahnya terhenti di hadapan pedang tak bertuan itu. Pedang itu berdiri tegak - dengan ujung pedang yang menancap dalam ke dalam tanah, gagah. Tubuh pedang itu bersinar - memantulkan sinar mentari senja yang kemerahan.
Ia menggingit bibirnya, Bukan karena dingin. Tak ada yang tahu mengapa. Hanya Tuhan dan dirinyalah yang mengetahui. Perasaan apa yang bergejolak di dadanya kini.
Matanya berkaca-kaca melihat sebuah benda yang tergantung di gagang pedang. Namun tak ada aliran air mata yang membasahi pelipis matanya - di kulitnya yang seputih salju. Ia kemudian duduk bersimpuh - dan meletakkan se-bucket bunga mawar - mawar hitam - di dekat tertusuknya tanah oleh pedang yang tajam itu.
Ia mengadah ke arah benda itu. Bibir mungilnya berucap, “Sayonara…”
...
Naruto..
kadang aku berpikir..
bahwa kau adalah sebatang lilin..
...
Lilin kecil yang memiliki api besar..
...
Dan dengan api itulah..
kau menerangi hatiku..
menyilaukanku..
menemaniku..
memberi warna..
di ruang hatiku..
...
Bersamamu..
aku bahagia..
...
Naruto..
kau adalah sebatang lilin..
yang rela membakar diri..
demi menerangi kegelapan..
dengan bermodalkan api..
...
Salju mulai turun. Butiran-butiran salju terlihat menghiasi langit senja yang berwarna merah keemasan itu.
“Salju?”, matanya menatap sebutir salju yang hinggap di batang hidungnya.
Ia mengangkat sebelah tangannya - seperti meminta. Meminta salju itu turun di telapak tangannya yang lembut. Salju pun tidak dapat menolak permintaan gadis berkulit putih bagaikan salju itu sendiri.
Semburat merah menghiasi pipinya. Ia tersenyum manis - namun sedih - melihat butiran salju yang berada di telapak tangannya - yang mulai mencair karena panas tubuh wanita itu. Ia menoleh perlahan pada benda yang menggantung di gagang pendang yang tertancap di tanah itu.
Salju itu perlahan turun dan hinggap di atas benda itu. Wanita itu tertawa kecil melihatnya. Melihat salju itu hinggap dengan sendirinya - di sebuah benda kesayangan milik orang itu. Orang yang dicintainya.
.
Dan hanya beberapa saat pula, salju mencair di tepi benda itu..
.
Sinar mentari membuat sebuah kilauan..
dari seuntai kalung tak bertuan..
tergantung di sebilah pedang..
yang berdiri tegak..
di kala senja..
di hari bersalju..
...
Kini api itu telah padam…
...
“Sayonara, Naruto kun… Semoga kau bahagia di alam sana…”, ucapnya menatap langit sambil memegang - sesekali mengelus pelan perutnya.
...
Aku hampa..
tanpa dirimu..
...
Tapi..
apa kau tahu?
Lilin-lilin kecil telah hadir..
menggantikanmu..
menerangi hatiku..
menemaniku..
dalam kehampaan..
...
Serta..
mewarisi tekad apimu..
yang takkan pernah padam..
...
sampai kapan pun..
.
.
THE END
.
.
SRS
Haloo, pembaca! Ini adalah sebuah poem fic (walaupun tidak full-poem) yang kubuat khusus untuk anda, para pembaca! Dan juga sebagai hadiah untuk seseorang yang pernah singgah di hatiku.
Siapa? Dia adalah mantan kekasihku yang hari ini berulang tahun, seorang gadis bodoh yang baik berinisial G. L. H
Mungkin isinya tidak begitu cocok sebagai kado ulang tahun. Yah.. anggap saja Naruto itu aku.. dan Hinata adalah dirinya..
Maaf aku tidak bisa terus bersamamu..
Dan terima kasih untuk waktu 3 bulan yang pernah kita lalui bersama..
HAPPY BIRTHDAY, DEAR!
JKE
Gimana? Ngerti gak alurnya? Ngebingungin, ya? Tapi orang yang jeli dan matanya awas pasti ngerti apa yang terjadi saat itu. Hehe*..
walaupun fic ini bener-bener gaje karena gue mendapatkan idenya saat menonton Abdel & Temon Bukan Superstars, gue seneng banget buat ngetiknya! ^_^ (gak tau kenapa)
Akhir kata.. Fic ini ditutup!
Thanks buat ngebaca sampe abis..
Kosuke Kurosaki a.k.a The Law Of Gege
Review this fic?
Up to you..
No comments:
Post a Comment