Language: Indonesia
Nyohoho~ saya buat sekuel ‘Games Online’!! Kali ini temanya puasa ramadhan sih ToT nggak perlu baca yang games online untuk memahami isinya kok. Lol.
Untuk yang puasa, selamat berpuasa ya~
Alternate universe, out of character, mengandung spoiler, lebay, gila, gak jelas, gak waras (sama aja sama gila kali!).
Catatan: Tidak ada yang pantas ditiru dari fic ini.
Internet Cafe
Naruto © Kishimoto Masashi
Penulis: Daniiii
“Mou sukoshi~ mou sukoshi~ kimi no soba ni irareta nara~”
Terdengar lagu Mou Sukoshi milik Saori Atsumi dari speaker yang ada di kamar Sasuke. Sang pemilik kamar pun kini sedang chatting Y!m bersama teman-temannya. Di depannya ada sebungkus keripik kentang dan es kelapa muda sisa buka puasa barusan. Jari-jari tangan kirinya bergerak lincah memencet-mencet tombol keyboardnya, sedangkan tangan kanannya menjejalkan kelapa muda yang diambilnya dari gelas.
Tak lama kemudian, Mikoto masuk ke dalam kamar tersebut, wanita tersebut telah mengenakan mukena. Dia tersenyum ke arah Sasuke.
“Nak, ikut tarawih? Ayo gih... Mama mau berangkat sama Kak Itachi dan Papa,” kata Mikoto.
“Iya, Ma... nanti Sasuke berangkat sendiri. Aku tarawih di masjid kampung sebelah, janji sama temen-temen, jadi Mama, Papa, sama Kak Itachi pergi aja duluan,” kata Sasuke sambil mengetik.
“Oh...” Mikoto angguk-angguk. “Ya sudah, nanti jangan lupa matiin lampunya, kunci pintunya dan ditaruh di pot seperti biasanya ya. Mama mau berangkat dulu.”
“Yoa!” sahut Sasuke. Pintu pun kembali ditutup oleh Mikoto dan rumah menjadi sepi dalam sekejap.
Usai mengucapkan salam offline ‘sejenak’ pada teman-teman virtualnya (dan beberapa teman sekolah semacam Shikamaru, Naruto, dkk.) dan membereskan sisa makanan serta gelasnya, dia pun mematikan komputer dan langsung pergi ke arah kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Setelah itu dia langsung berjalan ke arah lemarinya dan mengambil sarung serta peci dan memakai benda-benda itu. Tak lama, dia pun keluar rumah, mematikan aliran listrik, dan meletakkan kunci di bawah pot.
-time skip-
Sasuke melepas sandalnya, meletakkannya di rak, dan masuk ke dalam tempat itu, tempat yang beralaskan keramik putih, tempat yang menenangkan dan menyejukkan hati, tempat dimana orang saling bersosialisasi, dimana orang berjamaah, dan tempat yang dianggap suci... bagi para gamers dan onliners, apalagi kalau bukan WARNET.
“Oy! Cuy! Wakakakakak... kenapa lo? Pake sarung gitu? Biasanya ke warnet juga pake boxer!” kata seseorang di dalam warnet itu, berambut pirang, berkulit coklat bagaikan usai berjemur di bawah Matahari terik, bermata biru bak langit dan samudra yang tak lain dan tak bukan bernama Namikaze Uzumaki Naruto yang merupakan anak semata wayang dari Ustadz Namikaze Minato dan Ustadzah Uzumaki Kushina. Entah bencana macam apa yang melanda dan membuat pasangan suami istri itu mendapat anak yang maniak internet seperti dia sampai bertaruh tarawih.
“Diem lo! Stress gue!” ucap Sasuke sambil mulai melepaskan sarungnya dengan napsu.
“Iih!! Sasuke porno!!” teriak Naruto parno.
“Apaan sih lo?” Sasuke memelototinya sambil menyelempangkan sarungnya bak orang ronda.
“Oh... lo masih pake celana pendek toh di dalemnya, kirain lo mau nari striptease!” kata Naruto sambil melirik speaker operator yang mengumandangkan lagu Nagin. Sasuke pun memandang ke arah meja operator, dimana di sana ada Temari yang sedang blushing sambil membelo memandangi Sasuke. Sasuke hanya membuat ekspresi jijik sambil berjalan ke arah salah satu komputer yang belum ditempati. Hampir semua komputer tidak ditempati karena sepi. Karena hanya ada dia dan Naruto selaku pelanggan yang ada di sana.
“Teh, Gaara mana?” tanya Naruto mengusir suasana yang hambar saat menyadari Gaara tak ada di sana.
“Tarawih sama Kankurou,” jawab Temari yang telah menyudahi blushingnya.
“Teteh ngapain nggak tarawih hayoo?” tanya Naruto lagi sambil menyeringai jenaka.
“Lagi nggak boleh,” jawab Temari lagi. Kemudian dia bertanya balik. “Lha kamu?”
“Bosen, teh...” jawab Naruto sambil nyengir penuh dosa.
“Teh! Ganti lagu dong! Masa lagu ular sanca gini sih! Bergidik gue,” protes Sasuke sambil memasukkan username dan password untuk member warnet Sabaku tersebut.
“Apa, Sas? Lu inget Pak Orochimaru gara-gara kemarin dipake praktek biologi yang ngejelasin tulang pubis dan alat kelamin, ya? Hihi, gimana rasanya dipegang-pegangin gitu?” Naruto mengikik saat membayangkan kejadian beberapa waktu lalu saat di laboratorium biologi dimana Sasuke dipaksa maju oleh Pak Orochimaru dan ditunjuk-tunjuk serta dipegang-pegang untuk menunjukkan organ yang dimaksud dalam materi.
“A-Apaan sih lo?” teriak Sasuke. Terlihat semburat merah di pipinya yang seputih susu itu begitu mengingat peristiwa waktu itu.
“Lha... gue lihat kayaknya lo keenakan pas disentuh-sentuh bagian sensitip lo!” kata Naruto.
“Resek lo! Gak usah diomongin napa!” ucap Sasuke kesal.
They’re selling postcards of the hanging
“Nah! Gini dong! Lagu Desolation Row-nya My Chemical Romance!” kata Sasuke.
“Halah, biasanya kalo pake headset lo ngedengerin lagunya Ridho Rhoma juga!” sahut Naruto.
“Urusai Dobe!” teriak Sasuke.
“Udah, jangan bertengkar,” kata Temari melerai mereka.
Sasuke membanting pecinya ke atas meja, kemudian matanya yang berwarna onyx menatap lurus ke arah layar, memperhatikan jendela conference chat yang baru saja dibukanya bersama teman-temannya yang nista.
Smarty (Sasuke): WOI!
Ramennn (Naruto): Hihihi... Tem~
WhiteFang (Kiba): Kalian dimana?
Ramennn: Warnetnya Gaara!
Shukashukague (Gaara): Oi, Kib, kalo pake nama itu dimarahin bokepnya Kakashi-sensei lo.
WhiteFang: XP
Smarty: Lha? Gar! Katanya Teh Temari kau tarawih? Lo ke warnet lain, ya? -piip- lo! Nggak ngelarisin warnet sendiri!
Shukashukague: Suka suka gue.
Smarty: O.o
Smarty: *nampar*
Ramennn: Ganti username ya, Gar? Kemarin Shukaku, trus Shukashukaku, sekarang ‘ku’-nya diganti gue. Hihihi...
Shukashukague: Hn.
WhiteFang: to Sasuke, aku ma Gaara buka messenger lewat HP!
Smarty: ...
Ramennn: Kalian nggak tarawih malah Y!m-an!
MalesssAhh (Shikamaru): Mereka ngetik sambil sujud.
Ramennn: Lha? Lo juga?
MalesssAhh: Gue di belakang kagak ikut tarawih.
MalesssAhh: Tidur aja dah.
Smarty: Che...
Smarty: -Offline-
Sasuke langsung keluar dari conference itu dan mulai membuka facebook dan gaiaonline lewat Mozilla. Saking rajinnya dia, dia adalah makhluk terkaya di antara teman-temannya dalam urusan gaia, bahkan dia memiliki semua envolving item dari generasi pertama sampai final. Biasanya beberapa anak minta disumbang olehnya. Kemudian dia membuka Onemanga untuk membaca Naruto chapter yang paling baru. Entah ini hanya perasaannya atau apa, tokoh di dalam cerita itu mirip sekali dengan wajah-wajah dan nama-nama yang pernah dia kenal. Dia jadi curiga bahwa Kishimoto Masashi adalah seorang stalker yang mengintai desanya.
“Oi! Nar! Dah baca Naruto chapter yang paling baru kagak!?” tanya Sasuke heboh setelah membuka chapter 666 yang belum keluar di Amerika, apalagi Indonesia, bahkan Jepang, dan juga Kishimoto Masashi sendiri belum mengeluarkannya (?).
“Apa? Apa? Belum nih! Gue lagi buka Onemanga!” kata Naruto yang segera membuka Onemanga.
“Baca deh! Keren banget! Orochimaru bangkit lagi sambil nari striptease di depan para kage!” ucap Sasuke penuh semangat saat melihat tokoh favorit keduanya (setelah tokoh bernama Uchiha Sasuke) menampakkan batang hidungnya di chapter 666.
“Astagah!!” teriak Naruto sambil memegang hidungnya yang mulai mengeluarkan darah. “Mana para kagenya nyawer lagi! Gaara juga! Astaghfir...”
Sasuke kembali menelusuri halaman demi halaman dari chapter 666 tersebut. Dan matanya membelalak kaget saat tiba-tiba dalam satu panel Uchiha Sasuke, tokoh favorit nomor satunya di Naruto, menghampiri dan menyentuh Orochimaru yang sedang membuka kimononya secara perlahan-lahan sambil tersenyum ala om-om maniak.
“YA TUHAN!!!” teriak Sasuke histeris.
“Hiii... norak dan menjijikkan banget sih Uchiha Sasuke itu! Nggak seperti Uzumaki Naruto yang suci dan berhati baik,” ucap Naruto lirih, tidak tega jika dia mengatakan hal tersebut di depan fans sejati Uchiha Sasuke—yang bahkan lebih fanatik daripada Haruno Sakura dan Yamanaka Ino di manga itu, yang tak lain dan tak bukan adalah penghuni komputer nomor dua berambut hitam jabrik bernama Uchiha Sasuke.
Makan duren di malam hari paling enak dengan Kakashi...
Tiba-tiba terdengar lagu Belah Duren. Sasuke yang menyadari bahwa itu adalah ringtone handphonenya pun segera mengambil handphone Blackberry miliknya dari saku celana dan melihat nama sang penelefon. Di sana tertulis ‘Pedofil Incest’. Sasuke pun langsung panik.
“Teh Temari! Ganti lagunya dong! Ganti lagu religi gitu!” kata Sasuke pada Temari.
“Kenapa, Sas?” tanya Temari.
“Gawat! Pokoknya ganti aja, Teh!” jawab Sasuke. Temari pun mengangguk dan mengganti lagu Ridho Rhoma yang direquest Sasuke melalui Y!m secara diam-diam agar Naruto tidak menggodanya dengan lantunan surat Yasin.
Klik.
Sasuke mengangkat telefonnya.
“Halo, Itachi?” jawab Sasuke.
“Sas, lo dimana? Belum pulang tarawih?” tanya Itachi dari seberang sana.
“Di masjid lah! Belum nih,” kata Sasuke.
“Kapan lo pulang?” tanya Itachi lagi.
“Bentar, ini mau pulang nih!” sahut Sasuke.
“Ya udah... Rajin ya lo sekarang, gue kira lo di warnet.” Glek. Sasuke menelan ludah.
“Lo masih pengajian surat Yasin, kan? Nanti kalo udah kelar aja,” lanjut Itachi.
“O-oke,” jawab Sasuke.
“Gudbai, otouto~ Klik.”
Panggilan pun berakhir. Sasuke mengunci handphonenya dan memasukkannya ke dalam saku celana. Dia langsung meng-sign out semua accountnya, menutup mozillanya. Kemudian dia keluar dari billing, mengambil pecinya, berdiri, dan langsung berjalan ke arah Temari.
“Berapa, Teh?” tanya Sasuke sambil menurunkan sarungnya dan memakainya dengan baik dan benar.
“Ditelefon Itachi, Sas?” tanya Naruto.
“Iya,” jawab Sasuke.
“Dua ribu,” kata Temari setelah melihat ke arah layar.
Sasuke merogoh ke dalam sarungnya dan mengambil dompet dari dalam saku celana di dalamnya. Dibukanya dompet berwarna hitam itu dan dia pun mengeluarkan uang 2000 untuk diserahkan pada Temari.
“Ya udah, Teh, saya pulang ya. Titip salam buat Gaara sama Kankurou,” kata Sasuke sambil mengambil sandalnya dari rak dan keluar dari warnet.
“Lo udah mulai menaruh perhatian sama Gaara, ya?” ucap Naruto. Sasuke pun langsung melemparnya menggunakan sandal butut miliknya sendiri.
“Makan tuh sandal lo!” kata Sasuke.
“Salam juga buat keluargamu, Sas,” sahut Temari.
“Halah, paling-paling juga gak disampein karena entar bakal ketahuan keluarganya kalau dia main di warnet,” kata Naruto.
“Jangan cerewet lo!” teriak Sasuke sambil berlari menuju rumahnya.
“Salam buat nyokap lo aja, Sas!” teriak Naruto dari dalam warnet.
-
Fin
-
Pesan moral:
Jangan mencontoh kelakuan bejat SasuNaru *ditampar* eh, maksudnya Sasuke dan naruto ya, adik-adik sekalian. Tarawihlah saat tarawih, dan kalau ke warnet izin aja.. OwO (sama aja!!)
Yah~ maaf cerita ini tidak ada klimaksnya kayak yang games online (gak tahu juga sih ini ada klimaksnya apa enggak. Lol), tapi endingnya nggak cliff kayak yang games online. Ahahahaha~
Lebih pendek pula. Kali ini saya taruh di humor aja... Cocok gak, ya? TwT Yang games online aja di general parody...
No comments:
Post a Comment