Advertising by :

Advertisement

Tuesday, August 25, 2009

School Rumble Naruto Version!

Fic ini terinspirasi spontan setelah menonton anime School Rumble! AU high school fic!

“speech,” thought

Disclaimer : Baik Naruto ataupun School Rumble bukan punya saya!

School Rumble Naruto Version!

by: ReadR

Sakura’s POV

Suka…kata-kata yang aneh…

“Sudah musim semi. Sekarang sudah tahun ajaran baru, ya…” kata seorang cewek berambut pink pada dirinya sendiri.

“Aku pasti akan mengatakannya! Kali ini…Aku pasti akan mengatakan rasa sukaku pada Sasuke!” Cewek ini bernama Haruno Sakura. Dia menyukai Uchiha Sasuke, cowok kelas sebelah yang terkenal dengan sikap dingin dan juteknya.

Panjang umur, cowok bertampang dingin yang dibicarakannya itu berada di depan gerbang sekolah. Ia sedang berbicara dengan Rock Lee, teman sekelasnya.

“Hei, Sasuke, kita sekarang sekelas yah?”
”Ya,” kata cowok itu, dingin seperti biasa. Sementara Sakura, yang berusaha menguping dari jauh, merasa hatinya berdebar-debar penuh semangat.

Asyik! Tahun ini dia sekelas denganku!

“…tapi mulai lusa aku pindah. Ke sekolah Akatsuki,” kata Sasuke, tanpa ekspresi. Sakura langsung merasa lemas. Ia merasa semangatnya jatuh ke dalam lubang yang dalam…

Naruto’s POV

Suka…kata-kata yang aneh…

“Baiklah, sudah tahun ajaran baru, aku akan berusaha!” ujar seorang remaja cowok berambut oranye, dengan jaket oranye juga, bangkit berdiri dan menaiki motornya. Di sekitarnya tergeletak beberapa orang pria berjubah hitam dengan hiasan awan merah. Geng Akatsuki.

“Ukh, bocah sepertimu, jangan sok belagu mentang-mentang punya Kyuubi!” teriak pria bercadar di dekatnya, mencoba menangkap kakinya. Naruto menendangnya tanpa ampun.

“Berisik!”

Namaku Uzumaki Naruto. Gampang ditebak, aku ini anak berandalan. Bukan salahku sih sebenarnya, hanya saja ada orang-orang yang ingin mengambil Kyuubi dalam tubuhku. Kalau hanya mau ngambil Kyuubi sih sebenarnya ambil saja, aku juga nggak perlu. Masalahnya…mereka hanya bisa mengambilnya dengan membunuhku. Tapi itu cerita lain… sekarang aku punya masalah yang lebih penting.

Sekolah Konoha mulai terlihat dari kejauhan, dan terlihatlah sesosok cewek manis berambut pink yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah.

Sakura Haruno…aku jatuh cinta padanya!

Naruto bergegas turun dari sepeda motornya, dan berjalan memasuki sekolah. Kerumunan murid-murid di depan papan pengumuman mendadak bergerak menjauhinya, ketakutan.

Aku harus sekelas dengannya!

Mata Naruto menerawang melihat papan pengumuman dan mencari namanya. Tidak ada. Tidak ada di manapun.

“Naruto, namamu tidak ada di papan tersebut. Kamu tidak naik kelas,” komentar santai salah seorang guru berambut putih, yang entah kenapa selalu menutupi sebelah matanya, Hatake Kakashi.

Naruto mendadak shock, “APA!?!?”

Dan dengan lesu ia meninggalkan papan pengumuman. Sementara murid-murid lain kembali mengerumuninya.

Sakura’s POV

Malam hari itu. Di flat kecilnya, Sakura berteriak pada diri sendiri, memandang cermin, “Tidak bisa..! Aku tidak bisa bertemu dengannya lagi! Dia akan pergi begitu saja tanpa menyadari perasaanku…perasaanku…”

Mendadak lampu kecil menyala di kepala Sakura.

“Aku tahu! Kalau tidak bisa mengungkapkannya secara langsung, pakai surat cinta saja!”

Dia bergegas mengambil selembar kertas, amplop dan pena, dan mulai menulis.

“Aku…sudah lama…suka padamu…” dia ragu-ragu menulis kata terakhir. Nama orang yang dicintainya.

“Sa…Sas….Sasu…Sasunaru?” dia mendapati dirinya sendiri terkejut melihat tangannya entah bagaimana menulis kata tersebut. Ia segera membuang kertas tersebut dan menulis ulang suratnya. Namun masalah yang sama kembali terulang.

“Sa…Sas…Sasori? Siapa itu??” Ia kembali menulis ulang.

“Sas..Sashimi?” Sakura kembali merobek kertas tersebut, menulis ulang.

“Sasu…Sasugay? Bukaan!!” Sakura lama-kelamaan putus asa dan menangis.

Keesokan paginya ia menyadari ia ketiduran di meja, suratnya sama sekali belum selesai.

“Bagaimana ini? Kertasnya sudah habis….”

Sejam kemudian, di depan loker sekolah. Sakura memasukkan gulungan berisi pernyataan cintanya di loker Sasuke.

“Biarlah…aku sudah berbuat sebisaku…” katanya, kemudian pergi dengan raut wajah ceria sebisa mungkin.

Sore harinya…

Sasuke membuka lokernya, sementara Sakura diam-diam mengintip dari balik dinding. Gulungan sepanjang 2 meter itu dibaca singkat oleh Sasuke, menggunakan sharingannya. Ia tidak bereaksi sedikitpun, bahkan sampai bagian terakhir, malah membaca ulang untuk kedua kalinya. Setelah selesai, ia menggulung kembali gulungan tersebut.

“…” Sasuke terdiam sebentar.

Bagaimana reaksinya? Apa dia juga suka?

“Ternyata memang nggak ada namanya…” komentar Sasuke, lalu bergegas pergi

Aduuh!! Sakura menangis menyadari kebodohannya sendiri, “Berakhir sudah…cinta pertamaku…”

Keesokan harinya, Sakura tidak bersemangat pergi ke sekolah, mengetahui Sasuke seharusnya sudah pindah. Namun betapa terkejutnya dia, menemukan Sasuke masih di kelas yang sama dengannya.

“Katanya ia minta izin sama kakaknya untuk tinggal setahun lagi,” kata Tenten, saat Sakura menanyakan hal tersebut. Sakura kaget, tapi merasa senang pada saat bersamaan.

Sementara itu Sasuke melihat ke gulungan surat yang ia bawa ke mejanya.

Hanya ada satu kalimat di surat itu, tertulis berulang-ulang, dan membuatnya berubah pikiran.

Kumohon, jangan pergi.

Naruto’s POV

Pikiran Naruto melayang ke sehari sebelumnya (hari yang sama saat Sakura menulis surat untuk Sasuke, tapi tentu saja dia tidak mengetahuinya).

Dia memohon-mohon di ruang guru, untuk dapat dinaikkan ke kelas 2.

“Kumohon guru Kakashi! Akan kulakukan apa saja untukmu! Mentraktirmu ramen, memijatimu…”

“Naruto, apapun yang kau katakan takkan membuatku berubah pikiran…”

“Baiklah,” kata Naruto, mengeluarkan jurus terakhirnya, “seri terbaru icha-icha paradise! Aku kenal dengan pengarangnya, jadi aku bisa memberi guru seri terbaru bahkan sebelum sampai ke penerbit!”

“Benarkah!?” raut wajah Kakashi langsung berubah, dan dengan segera negosiasi keduanya berjalan lancar…

Karena itu, sekarang aku bisa berada di kelas ini…kelas yang sama dengan Sakura-chan…

Naruto kembali ke masa kini, memandang gadis berambut pink yang duduk di sebelahnya…tidak tepat di sebelahnya sih, sebab di sebelahnya adalah seorang anak cowok berambut hitam, dengan tampang dingin dan jutek.

“Apa-apaan kamu menatapku seperti itu, dobe?” bentak anak itu, menyadari tatapannya.

Naruto merasa sangat jengkel.

“Siapa yang menatapmu, teme!” Naruto memalingkan muka. Anak laki-laki menyebalkan itu, Sasuke Uchiha, tepat di depannyalah Haruno Sakura duduk.

Kalau saja kau tidak duduk di situ…seharusnya Sakura duduk di sebelahku!

Sakura’s POV

Kalau saja anak berambut kuning itu tidak duduk di situ…aku bisa duduk di sebelah Sasuke! Sakura membatin dengan kesal, dalam bayangannya ia membayangkan ia menghajar Naruto babak belur.

Sudah sedekat ini dengan Sasuke…bagaimana caranya supaya lebih akrab?

Naruto’s POV

Waktu istirahat siang. Naruto sebenarnya ingin mengobrol dengan Sakura, tapi entah kenapa gadis itu cepat-cepat pergi meninggalkan kelas. Berhubung ia tidak punya uang, Naruto hanya pergi ke pancuran dan meminum air. Betapa terkejutnya dia menemukan Sasuke juga melakukan hal yang sama.

“Tidak makan di kantin?” ia menyapanya singkat.

“Kau sendiri?”

“Kau seharusnya menjawab saat orang bertanya padamu!” kata Naruto, sebelum akhirnya mengatakan fakta, “aku tidak punya uang. Orangtuaku sudah meninggal, jadi aku berusaha menghemat kebutuhanku sendiri.”

“Aku juga sama. Aku punya kakak, tapi tidak akrab dengannya,” kata Sasuke singkat.

“Wah, ternyata kita sama! Ternyata aku salah menilaimu!” kata Naruto, seperti biasa sok akrab, “kapan-kapan kalau aku punya uang, aku akan menraktirmu!”

“Hmph. Ternyata aku juga salah menilaimu, dobe!” komentar Sasuke pelan, sehingga Naruto tidak bisa mendengarnya jelas.

“Hah? Apa?”

“Bukan apa-apa…”

Sakura’s POV

Sakura semenjak awal berencana membuntuti Sasuke ke manapun, sepanjang jam istirahat kalau perlu. Saat itu tidak sengaja mendengar pembicaraan Sasuke dan Naruto. Sebuah ide cemerlang terbersit di benaknya.

Oh iya! Buatkan saja kotak bekal makan siang untuk Sasuke!

Maka, keesokan harinya… di sekolah Konoha.

Naruto’s POV

Naruto memasuki gerbang sekolah dengan tekad membara di hatinya.

Hari ini juga…aku harus menyatakan perasaanku pada Sakura!

Sakura’s POV

Naruto memasuki gerbang sekolah dengan tekad baja di hatinya.

Baiklah…aku bisa melakukan ini!

Waktu berlangsung lambat sekali, bagi Sakura, yang menanti momen penting dalam hidupnya. Dan akhirnya, bel istirahat siang berbunyi. Seperti biasa, Sasuke bergegas meninggalkan kelas, dan ia bergegas mengikutinya.

Naruto’s POV

Sakura meninggalkan kelas! Ini kesempatanku!

Naruto bergegas mengikuti Sakura, yang entah kenapa bergegas terburu-buru ke suatu tempat…membawa kotak bekal. Mungkin dia mau makan siang? Siapa tahu saja aku ditawari… Naruto setengah berharap.

Mendadak, seseorang menepuknya di pundak.

“Naruto,” ia menoleh, dan melihat Shikamaru memanggilnya.

Sakura’s POV

Sakura akhirnya berhasil mengejar Sasuke, dan menepuk punggungnya.

“Sasuke, aku membuatkan makan siang untukmu, kau mau?”

“…untukku?”

“Kalau kau mau!” kata Sakura, berusaha terlihat normal dan tidak gugup.

“Baiklah. Aku cuci tangan dulu,” kata cowok itu pergi.

Berhasil! Teriak inner Sakura penuh kemenangan. Ia pun duduk sendiri, ,menunggu Sasuke kembali.

Naruto’s POV

Perhatian Naruto benar-benar teralih saat itu, saat Shikamaru memanggilnya. Ia tidak menyadari pada saat bersamaan, di belakangnya Sakura sedang berbicara pada Sasuke.

“Bilang pada guru Kakashi aku akan memberi bukunya besok!”

“Dia bilang kamu janji memberinya hari ini. Bikin repot saja, nanti aku yang kena marah…” komentar Shikamaru malas-malasan. Dan lagi-lagi, Naruto tidak menyadari Sasuke sudah meninggalkan Sakura.

“Ya, ya, nanti akan kukasih! Sekarang ini aku ada urusan penting tahu!”

Naruto berbalik ke belakang, dan menemukan Sakura sedang terduduk sendiri dengan kotak bekalnya.

Baiklah, sekarang kesempatan…

“Naruto!” tegur guru Kakashi yang entah semenjak kapan ada di belakangnya.

“Gu-guru Kakashi…”

“Sudah kubilang…Kamu bikin repot saja…”keluh Shikamaru.

“Kamu janji memberinya sekarang.”

“Iya - tapi itu…” Naruto bingung, setengah melirik pada Sakura, setengah melirik pada guru Kakashi. Kenapa dia mesti menagih sekarang? Dan semenjak kapan guru Kakashi tepat waktu? Mungkin dia hanya tepat waktu dalam menagih.

“Naruto, ikut ke kantorku sekarang!”

Naruto tidak berdaya saat guru Kakashi menyeretnya paksa ke kantor, dan meninggalkan Sakura.

Sakura’s POV

Semua berjalan baik bagi Sakura. Ia berhasil makan siang berdua dengan Sasuke, meskipun Sasuke lebih banyak diam saja.

“Jadi, bagaimana dengan kakakmu?”

“Dia masuk tim elit di Akatsuki,” jawab Sasuke singkat.

“Lalu…keluargamu yang lain?”

“Tidak ada. Aku tinggal sendiri di rumah.”

“….”Sakura mulai kehabisan ide bahan pembicaraan, “kamu tidak ikut eskul olahraga atau apapun?”

“tidak…”

Sakura mulai bingung dan gugup. Ditambah lagi, saat itu Sasuke sedang melihat ke arahnya…melihat ke wajahnya.

Argh! Tidak! Padahal tadi pagi kan aku hanya cuci muka asal saja! Pasti penampilanku sekarang berantakan! teriak inner Sakura.

“Sa-Sasuke, aku perlu ke toilet dulu…”

“Silakan.”

Sakura bergegas pergi, meninggalkan jaket pinknya di tanah. Ia menghabiskan banyak waktu di toilet, sibuk berdandan, seraya menyesali kebodohannya sendiri saat itu.

“Seharusnya hari ini aku berdandan…tapi tadi pagi aku sibuk menyiapkan bekal…”

Naruto’s POV

“Naruto, percuma saja kabur!” teriak guru Kakashi. Sementara itu Naruto sibuk bersembunyi di balik dinding, berusaha tidak sampai ‘tertangkap’ lagi.

Aku tidak punya waktu untuk seperti ini!

Pokoknya hari ini aku harus menyatakan cintaku pada Sakura. Setelah itu, jangankan diberhentikan dari sekolah, matipun aku rela!

Maka, dengan menggunakan segenap kemampuannya, Naruto berlari secepat mungkin melewati guru Kakashi (saat ia sedang lengah) dan kembali ke tempat Sakura berada.

Gadis itu terduduk sendiri, memegangi jaketnya, dan memandang langit luas.

Sekarang, atau tidak selamanya…

“Hosh…hosh…Dengarkan aku…sebenarnya aku…Naruto Uzumaki…sudah lama menyukaimu!!”

Sakura’s POV

Sakura baru saja keluar dari toilet, terkejut sekali mendengar pernyataan itu.

“Apa?”

Naruto’s POV

“Oi, dobe, kau sadar apa yang kau katakan?” terdengar suara berat muncul dari mulut ‘Sakura’. Mendadak Naruto menyadari, dengan penuh horror, siapa yang ada di depannya. Cowok itu melepas jaket sakura yang dari pundaknya, dan memperlihatkan rambut hitam legam alih-alih pink.

“KAU!?” teriak Naruto. Tapi bukan hanya dia yang berteriak. Sakura juga sama. Bahkan, mukanya terlihat lebih merah dan shock dibanding Naruto.

Sakura’s POV

Aku tidak mempercayainya! Pernyataan cintaku… Sebelum aku sempat mengatakannya…telah dikatakan oleh orang lain? Cintaku sudah berakhir…

Cowok itu… Sakura merasakan api kemarahan membakar dirinya.

Akan kubunuh dia!! teriak murka inner-Sakura

Dalam kenyataan, Sakura secara insting memukul keras Naruto sampai anak itu terhempas ke tanah. Naruto Uzumaki, cowok berandalan yang katanya bahkan tidak bisa dikalahkan geng Akatsuki sekalipun, dijatuhkan dengan mudah oleh cewek berkekuatan super ini.

Naruto’s POV

Naruto terhempas ke tanah dengan keras, dan menyadari betapa sakit hatinya, dibanding tubuhnya.

Sakura…kau salah paham! Aku mencintaimu…

Tapi ia hanya bisa diam saja terbaring saat Sakura berlari sambil menangis.

Tapi kenapa dia memukulku seperti itu?Jangan-jangan… Aku tahu! Dia…ternyata juga menyukaiku! Dia pasti cemburu…

Sementara itu Sasuke bersikap tanpa reaksi, seperti biasa, meninggalkan Naruto terbaring di tanah. Namun sebelum pergi, ia berbalik dan mengatakan sesuatu.

“Aku tidak tertarik, maaf ya.”

Kurang ajar…! tangan Naruto mengepal. Tapi ia tetap hanya bisa terbaring begitu saja. Efek pukulan Sakura rupanya masih bertahan lama, berbekas di kepalanya.

Sementara itu, Sasuke pergi meninggalkan TKP. Ada sedikit senyuman di wajahnya.

“Sepertinya sekolah ini tidak semembosankan yang kukira.”

END

No comments: